Selasa, 01 November 2016

Di Seberang Padang Rumput Ilalang

Di Seberang Padang Rumput Ilalang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Matahari sudah mencapai titik tertinggi nya ketika mobil keluarga Pak Wijaya memasuki halaman sebuah rumah berwarna putih kusam bergaya khas zaman kolonial. Tiang-tiang rumah itu besar dan kokoh, rumah itu tidak bertingkat tapi memiliki luas dua kali luas rumah yang dihuni keluarga Pak Wijaya sebelumnya. Atap nya berbentuk kerucut dan terdiri dari susunan genting berwarna merah kehitaman. Di sisi sebelah kanan nya terdapat cerobong asap yang terbuat dari bata merah yang juga telah berwarna kehitaman. Rumah itu sangat rindang karena di sekeliling nya terdapat pepohonan yang berdaun lebat. Di beberapa tempat diantara rumput yang menyemak terlihat perdu mawar yang tengah mekar merekah. Rumah itu memiliki beranda yang cukup luas. Di sekeliling dinding rumah terdapat jendela berbentuk kotak-kotak. Banyaknya hampir mengambil separuh dari luas dinding itu sendiri. Pintu nya berbentuk serasi dengan jendela rumah itu.

Pak Wijaya turun dari mobilnya dan tegak mengamati rumah itu. Menurut agen penjual, rumah itu sudah tidak di huni lagi sejak tiga tahun yang lalu. Pemilik sebelumnya telah pindah keluar negeri, oleh karena tidak ada sanak saudara yang akan menghuni nya, akhirnya rumah itu pun di lelang dengan harga murah. Pak Wijaya merasa beruntung bisa mendapatkan rumah itu, mengingat kondisi keuangan mereka yang sedang kritis. Bisnis yang digelutinya sewaktu tinggal di kota besar bangkrut setelah ia dikhianat
... baca selengkapnya di Di Seberang Padang Rumput Ilalang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Dibalik Duka ku ada Duka yang lain

Dibalik Duka ku ada Duka yang lain Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Saat itu rencana keluargaku berlibur ke Pulau Bali. Aku sangat bahagia, karena selama ini aku hanya bisa mendengar cerita teman–temanku yang pernah ke sana, atau melihat di internet situs–situs yang menceritakan keindahan pulau Bali.

Kami sengaja berangkat malam, dengan alasan suasana malam jauh lebih tenang, tidak panas, tidak terlalu ramai, dan cukup indah. Selain itu kami juga akan mampir dulu ke rumah kakek di Surabaya. Ternyata kami tidak menyadari bahwa perjalana malam berresiko tinggi. Saat malam datang rasa kantuk pun tiba. Jika sudah mengantuk, tidak ada obat yang lebih nikmat selain tidur. Aku tidur di bangku belakang sambil memeluk boneka kesayangannku. Sedangkan mama menemani papa di kursi depan. Saat keheningan malam menghampiri, hawa dingin menusuk dada, jalan semakin gelap, ditambah kabut malam yang menghalangi ruas jalan. dan
AA……….
brakk,….

Tiba-tiba saja ayah hilang kendali saat hendak menyelip sebuah truk pengangkat kayu. Kecelakaan pun tak bisa dihindarkan. Aku sama sekali tidak menyadari saat tubuhku terlempar ke luar, dan kaki kananku terjepit pintu mobil.
Setelah kejadian itu, hilang semua kebahagiaanku, keceriaan,dan senyumanku. Hari–hari kupenuhi dengan air mata. Tuhan memang benar–benar tidak adil. Aku,.? Anak sekecil aku, yang masih ingin bermain, berlari, harus kehilangan kaki? kaki yang kuharap suatu saat nanti bisa berjalan mengelilingi ka’bah,
... baca selengkapnya di Dibalik Duka ku ada Duka yang lain Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu